Sahabat.....
tentu kita semua pernah merasakan kegagalan, bahkan sering dikatakan sebagai
musibah. Tetapi, ternyata musibah itu hanyalah pikiran kita saja. namun, terkadang manusia melupakan bahwa dibalik sebuah musibah dan kegagalan ada rencana Allah yang lebih baik.
Diwaktu
kecil, kita pernah merasakan dijewer atau dimarahi oleh orang tua karena kenakalan kita. Itu
semata karena mereka sayang kepada kita dan tidak ingin kita melakukan atau
terjerumus pada kesalahan. Begitupun denga Allah SWT yang menciptakan kita,
Allah lebih menyayangi hambanya, adri itu Allah memberikan kita musibah yang
tentu sesuai dengan kadar kemampuan kita.
Disini
perlu diuraikan pendekatan-pendekatan yang rasional. Tentu kita sudah mendengar
nasehat, jangan bersedih ketika kita menghadapi kegagalan apapun, tetapi pada
kenyataannya ketika kita mendapatkan musibah kita tetap merasa kecewa. Ya tapi
minimal emosi itu secara sadar dan tidak membabi buta atau kekecewaan itu masih
bisa dikendalikan. Memang untuk sepenuh nya tidak merasa kecewa ketika
mendapatkan kegagalan perlu latihan yang terus-menerus. Kita belajar untuk
sabar tentu tidak seperti membalikan telapak tangan. Anaka kecil yang belajar
berjalan itu pun memerlukan proses yang panjang, mulai dari merangkak, berjalan
ditepi tembok, kemudian belajar berdiri dan berjalan, namun tentu pada saat
belajar sering mengalami jatuh, jatuh, dan jatuh lagi, namun tak ada kapok nya
untuk terus bangit dari kejatuhan. Jika anak kecil kapok atau jera untuk
belajar berjalan maka dia tidak akan pernah bisa berjalan.
Yang
perlu kita ingat, ketika kita sedang mendapatkan kebahagiaan atau kesuksesan
maka janganlah bersukaria secara berlebihan, karna bisa jadi kebahagiaan itu
akan membuat kita lupa diri dan sombong. Dan ketika kitajatuh dan gagal,
janganlah terlalu bersedih atas kegagalan itu, karena dibalik kegagalan ada
hikmah yang sudah direncanakan oleh Allah SWT.
Jika
kesuksesan itu terus menerus diraih, semua orang menyanjung anda, lalu suatu
ketika ada orang yang yang sirik, lalu tidak suka dan menampilkannya lewat
mimik wajah cemberut, maka dijamin kehidupannya tidak akan tenang, bisa jadi
sampai tidak bisa tidur sampai berhari-hari karena terfikir akan hal itu,
apakah kesuksesan itu membuat tenang? Tentu tidak. Justru sanjungan itu akan
membuat jiwa kita rapuh saat ada orang yang tidak menghormati dan menghargai
kita, kesedihan pun makin bertambah. Ketika kita jatuh, maka haruslah bangkit,
ketika kita bangkit bersiap-siaplah akan jatuh. Mengapa demikian? Tidak lain
dan tidak bukan adalah supaya kita selalu belajar dan mengambil sisi positif
dari setiap pengalaman hidup yang kita jalani, dan ternyata pelajaran lebih
banyak kita dapatkan dari kegagalan.
Sahabat,
saya yakin sekali siapa pun orang yang sering mendapatkan sanjungan, jiwanya
akan mudah rapuh bahkan mati rasa, sampai-sampai dia sendiri tidak tahu cara
menghormati oranglain. Ketika kita dicacimaki, disalahkan, diintogasi,
dikritik, itu semata untuk menuju kita pada kebenaran.
Jadi
pada akhirnya, apa pun yang dihadapi semua dalam penderitaan, makan sambal
gorng ati sambil nangis, karena kepikiran mobilnya tinggal 3, tidur di rumah
gedong sambil merintih karena terfikirkan panennya hanya 300 ton, segala
fasilitas lengkap tetapi dia dalam penderitaan karena suami atau istinya
meminta cerai, sampai-sampai untuk menghilangkan kesetresannya harus meminum
narkoba, apa itu kebahagian sesungguhnya? Tentu, harta dan kesuksesan yang ada
tetap tidak bisa membuat orang merasakan bahagia. Lebih baik pak tani yang
hidup sederhana tetapi bisa tidur pulas karna lelah bekerja namun lebih bahagia
dan tidak terfikirkan akan apa pun.
Mari
kita menengkok pada sejarah masa silam, pada zamannya para Nabi Ulul Azmi, Nabi
Musa dihanyutkan di sungai, Nabi Muhammad ibunya di bunuh, dan kisan para nabi lainnya, mereka semua hidup dalam penderitaan dan penuh dengan perjuangan.
jadi, janganlah kita bersedih secara berlebihan ketika kita gagal, dan janganlah kita terlalu bahagia ketika kita mendapatkan kesuksesan.